Friday, November 6, 2009

Ngirit Listrik Pompa Air

Di rumahku yang ndesit memang belum tersentuh yang namanya PDAM. Jadi, sehari-hari menggunakan air sumur yang di pompa dengan pompa listrik. Sebagai orang Jawa, aku masih bilang untung sudah ada pompa listrik. Jaman aku muda, aku harus menimba air sumur dengan timba bertali sehingga sampai saat ini telapak tanganku kasar.
Dengan adanya pompa listrik, memang acara penggunaan air jadi gampang. Hanya saja, kalau tidak waspada, tagihan listrik bisa melonjak karena pompa listrik biasanya paling tidak 200-300 watt. Jumlah watt yang digunakan akan sangat besar saat pertama di 'klik' selanjutnya sih agak mengecil konsumsinya. Hanya saja, kebiasaan orang rumah menganggap seperti PDAM, klak-klik gak mikir listriknya. Yang paling enak sih kalau punya tandon, jadi sekali klik, mengisi tandon, trus selanjutnya karena tandon ada diatas, turunnya gak perlu listrik. hemat deh.

Thursday, August 27, 2009

Irit Listrik saat Menyetrika

Pakaian kita lazimnya disetrika. Tujuannya adalah selain agar licin, juga membunuh binatang-binatang kecil yang mungkin nempel sewaktu di jemur. Oleh karena itu, pakaian dalam juga perlu disetrika. Tapi kalau saya, pakaian dalam saya setrika dengan cara cepat sehingga agak menghemat listrik.
Menurut saya, listrik setrikaan akan banyak terkonsumsi dari lamanya waktu menyetrika. Pengalaman, waktu setrika jadi lama karena setelah pakaian disetrika, langsung dilipat atau digantung, sementara setrikaan listrik tetap nyala.
Untuk menghemat waktu, caraku menyetrika, terutama pakaian dalam, adalah, setelah disetrika, letakkan pakaian terlentang ditempat yang bersih, demikian seterusnya, tumpuk saja semua. Setelah selesai, setrikaan sudah dicabut, baru dilipat.

Wednesday, August 19, 2009

Pastel Tutup Irit

Gimana gak irit, wong separoh bahannya aku dapat dari sisa pestanya sodara. Karena pesennya kebanyakan, maka hidangan pastel-pastelan sisa. Aku bawa pulang, trus karena merasa mungkin kalau dimakan orang serumah masih kurang, ya kutambah topping berupa kentang

Bahannya :
500 gr kentang kukus dan haluskan
1 sendok makan mentega
merica, pala garam dan susu bubuk (sekitar satu sendok susu)

caranya :
bahan isi (caranya ya embuh wong tinggal pake) di letakkan di wadah kaca tahan panas,
bahan kentang dicampur semua, tutupkan di atas bahan isi
Hias kalau mau, kemudian olesi dengan kuning telur kocok.
Panggang sampe kentang terlihat agak kering kekuningan

ini nih potonya

Monday, August 3, 2009

Liburan Irit

Ini bukan tips. Hanya berbagi pengalaman. Tidak bermaksud ngirit (bukan berarti mau boros), tapi jadinya ya Alhamdulillah ngirit, artinya pengeluaran jadi jauh dibawah anggaran.
Ceritanya kami mau liburan. Sesuai dengan keinginan anak-anak, maunya ke Jakarta. Tujuan utama ya Seaworld, wong anakku sangat suka ikan. Karena sudah berjanji, sa sudah. Perencanaan dilakukan. Gak tanggung-tanggung, kira-kira 8 bulan sebelumya. Cara adalah :
  1. Beli tiket pesawat Nopember 2008 untuk perjalanan Juli 2009. Harganya bisa bikin iri Rp. 90.000 per orang Surabaya Jakarta dengan Air Asia. Itupun sebenarnya masih bisa diirit karena bagasi tak klik juga akhirnya kena charge masing-masing sekitar 15 ribu. mestinya kan gak perlu semua. ya sudahlah. tetep lumayan irit.
  2. Pilih tanggal yang tidak liburan, tapi beberapa hari setelah duerr liburan. Ini njagani harga-harga jadi melonjak, tidak crowded, tapi anak-anak tidak sedang ulangan. Cukup ijin dikitlah.
  3. Rencanakan rincian tiap tanggal dan mau kemana tujuannya. Cari teman yang rumahnya dekat dengan tujuan. Alhamdulillah kemarin temanku (Masruroh yang lemu dan baik hati, thanks yo fren) rumahnya di Cibubur. Jadilah kami nginap di Cibubur, supaya dekat dengan Taman-Mini. Apalagi Masruroh lagi free gak ngajar, liburan kita ditambahi bonus ke Puncak. Sholat di masjid At-Taawun trus balik lagi ke Jakarta.
  4. Waktu di Ancol, kami menginap di Hotel yang tak pesan dari Surabaya. Sayangnya, karena terlalu dekat pesennya, kami kehabisan tempat di Mercure Ancol, padahal sudah tak gadang-gadang. Dua bulan sebelum hari H aku sudah tanya, katanya belum bisa menentukan rate, karena masih kejauhan, tapi dua minggu sebelum hari H, eh sudah habis. Seharusnya satu bulan sebelum kali-ya.
  5. Pesen hotel lewat travel, biasanya lebih ngirit.

Thursday, July 2, 2009

Menyiapkan Dana Pendidikan

Bulan-bulan ini adalah bulan heboh penerimaan murid baru. Bagi ortu yang kebetulan anak nya memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi, biasanya mumet. Mumet tentang dimana anak harus sekolah, mumet prosedur pendaftaran yang online tapi lemot atau manual yang ternyata juga lemot (pengalaman adikku, katanya pendaftaran buka jam 8.00 ternyata jam segitu loket gak dibuka juga, molor lah pokoknya), belum lagi mumet duitnya. Gimana enggak. meskipun katanya sekolah gratis, tapi ada juga yang harus dibeli. Buku, seragam ya wajarlah itu.
Makanya, kita jadi ortu, mestinya antisipasi untuk mengurangi satu kemumetan yaitu menyediakan uang untuk persiapan. Caranya?? Buanyak. Yang paling konvensional adalah menabung. Aku saking prepare-nya, anak masih TK sudah kutabungin setiap bulan buat persiapan masuk SMP, yah meskipun cuma 50 rebu per bulan. lumayan lah.

Cara lain, investasi. Kalau bapak/ibu punya pengetahuan dan sedikit dana bisa invest di saham. Ato kalau gak mau repot mikir, beli reksadana. Sekilas saya lihat, dalam satu bulan (mei - juni) salah satu reksadana yang kuincar (belum beli sih) naik 100 point dari 1600 an jadi 1700an, kan sudah sekitar 6 % itu. sebulan lho. Memang tidak semua seperti itu, ada yang lebih bahkan. Lagipula memang masa-masa ini, pasar modal dan reksadana lagi meningkat. Inilah saat tepat berinvestasi. Lumayan, kalau ditunggu satu, dua atao tiga tahun (sesuai kebutuhan sekolah) reksadana bisa jadi andalan.

Monday, June 15, 2009

Ngirit di Kantor

Ini adalah femonena yang terjadi di tempat kerjaku. Para penghuni kantor cenderung mengalami peningkatan berat badan. Pasalnya, banyak kegiatan di tempat kerja yang melibatkan acara makan-makan. Rapat, paling tidak ada hidangan kue, kadang ada unit kerja yang membuat kesepakatan makan siang bareng, ini membuat orang cenderung makan banyak juga. Belum lagi, karena ini adalah institusi pendidikan, rasanya banyak kegiatan tambahan selain belajar mengajar, seperti seminar, pelatihan dsb, yang nota bene full makanan. Hasilnya, kebanyakan dari kita melembung. Meskipun tidak sampai obesitas, tapi survey membuktikan, (waktu kita dicek darah masal), pada umur rata-rata masih 30-40, kolesterol, asam urat dan bahkan trigliserid yang menghawatirkan. Akhirnya terjadi sedikit kepanikan.
Saya mengusulkan, kalau rapat-rapat banyakin buahnya deh. Tapi, mikir lagi. Pasti lebih mahal. Ada usulan, sebaiknya hidangan rapat kembali ke alam Indonesia saja, artinya, beri kacang rebus, ketela rebus dsb. Barangkali bisa menghemat sekaligus menambah sehat.

Monday, May 18, 2009

Ikutan Masbar

Sebenarnya aku gak pede banget ikutan MasBar terutama potonya yang gak nyeni blash. Tapi bonek ajah. (maklum orang surabaya kan terkenal boneknya xi..xixxii). Setelah browsing kanan kiri minta pertolongan mbah google, ketemu resep masakan manado yang nama belakangnya Paniki.. Jadi yang dimasak bisa telur, ikan, ayam maupun daging. Modif tetap diperlukan disesuaikan dengan kekuatan kantong dan lidah dalam menahan pedas. Demikian juga potonya, croping sana croping sini ya itulah hasilnya. mudah-mudahan berkenan.
Karena itu, sim salabim jadilah Paniki percobaanku.

SAYAP AYAM PANIKI
ADUH LUPA?? besok dilanjut ya. yang penting tak pameri dulu fotonya

Tuesday, May 5, 2009

Hemat di Kantor

Rasanya gak cukup waktu untuk banyak menulis. Tapi mumpung ada ide, ya ditulis sebisanya dulu. Kalau kurang to be continued.
Kalau kita dianugerahi sebuah pekerjaan yang menempatkan kita di ruang yang bernama kantor. Pasti banyak hal yang bisa kita analogkan dengan rumah. Artinya, di kantorpun kita perlu berhemat. Tidak mentang-mentang biaya kantor ada yang bayar (kecuali kalau kantor milik usaha sendiri, ya memang biaya tanggung sendiri).
bener kan, aku harus segera ngajar, jadi tobe continued deh

Monday, May 4, 2009

Cerita Ngirit Masa Muda

Jaman dahulu kala, aku kalau berangkat kuliah, dari rumah di daerah Waru sampai ke Unair, kalau menggunakan cara konvensional harus naik bemo dua kali. Pas, turun di Jl. Dharmawangsa Dalam. Jadi gak perlu banyak jalan, paling cuma jalan 200 meter masuk kampus.
Tapi kalau mau cara irit, sebagian mahasiswa termasuk aku, menggunakan jalan lain, yaitu naik angkot bison jurusan Surabaya Malang. Cuma sekali jalan (jadi ongkos juga cuma separo), tapi plus jalan kaki sekitar 1 km, karena turunnya di Jalan Kalimantan trus jalan kaki melintasi Jl Gubeng Jaya (aduh, bernostalgia bener nih, soalnya sudah 24 tahun yang lalu).
Badan masih sehat, jalan kaki segitu pulang pergi sih gak masalah. Apalagi di Jl. Gubeng Jaya pasti banyak kos-kosan dimana kita bisa mampir ke kos teman kalo cape.
Yang lucu adalah kalau ngajak bareng pulang temenku yang cantik seperti Suharini. Rini (gitu panggilannya) mau diajak belajar ngirit juga. Tapi waktu diajak bareng melintasi Jl. Gubeng Jaya, ditengah perjalanan dia kehausan, dan ngajak beli teh botol yang harganya hampir sama dengan ongkos sekali naik bemo. Yahhh, gak jadi ngirit deh Rin...

Thursday, April 30, 2009

Beli Kain

Ini sekedar pengalaman. Tapi barangkali ada gunanya. Thanks God, saya bisa njahit, jadi pakaian sehari-hari untuk Ais (11 th) anakku sering kujahit sendiri. Bahkan dia sudah punya mau, artinya dia menggambar mode yang diinginkan sendiri.
Topik kali ini, gimana beli kain yang tentunya murah dan sesuai (jangan minta murah dan buaikk). Artinya, upaya kita asal dapat yang lebih rendah dari harga normal itu sudah sangat irit. Biasanya yang kulakukan adalah :
  1. Beli kain yang hampir habis. Bisa dilihat dari gulungannya. Dengan begitu, kita bisa nego diskonnya, atau bonus kelebihan kain. Misalnya, kain tinggal 1,9 m. bisa dinego dihitung 1,5 atau 1,75. kan lumayan. Hanya saja harus tahu benar berapa kebutuhan kain kita sebenarnya. Gak ada gunanya, beli kain lebih kalo nantinya ternyata kebanyakan. Kecuali kalo bisa memanfaatkannya menjadi patchwork.
  2. Beli kain kiloan, menurutku ini akan menguntungkan kalo kita beli kain jenis yang tipis, seperti siffon. kalau yang dibeli kain tebal, akan berat, jatuhnya kadang jadi mahal juga.
  3. Beli kain diskonan. Ini yang saya sering lakukan kalau pergi ke Jogya. Yang saya tahu, secara periodik, toko-toko kain di Jalan Solo atau di Malioboro menjual kain dengan harga murah. Asal bisa pilih yang baik, kadang kain yang dulunya harga Rp. 40.000 bisa di diskon jadi Rp. 10.000. kan lumayan.

Tuesday, April 28, 2009

Funny Picture

Cocok banget sama tema blog ini....
Foto ini kuambil dari fb-nya teman (pake ijin tertulis lho) yang memang produsen hal-hal lucu. kalau di rontgent begitu, dia boleh dikatakan pawakan balung lucu. Namanya aja Andy Ludruk. Peace Ndy, always lucu ya....

Monday, April 27, 2009

Coba ngelink blog favorit

aduh, blog ini menarik sekalee. bahannya juga mudah diperoleh dan applicable deh. Wends Brownies: Choco Bliss Bites

Thursday, April 16, 2009

Ngirit Air

Semalem, lagi kepikir, apa yang yang mau diposting. Akhirnya ketemu ide. Bukan hal baru, dan selalu kujalankan dan kugembar-gemborkan ke seluruh penghuni rumah, agar IRIT dalam PENGGUNAAN AIR.
Kalau di perkotaan, air kan beli. makanya, sambil membantu program efisiensi nasional (emangnya ada???...) makanya di rumah juga perlu efisien dalam setiap mengkonsumsi air. Yang biasa aku praktekkan adalah :
  1. Air sisa bilasan cucian, masih bisa dimanfaatkan untuk, membersihkan kamar mandi atau WC. Bisa juga untuk menyediakan stok air siram WC (kalau pake WC siram), bisa juga untuk mencuci keset, atau lap-lap meja dsb. Asal jangan dipake buat siram tanaman, takut masih mengandung sabun, tanemannya bisa keok.
  2. Air cucuran wudhu. Nah ini relatif bersih dan InsyaAllah barokah. Saat kita wudhu, kan air mengalir terus. Tempatkan ember yang bisa digeser, maksudnya untuk menampung air yang keluar. Gak terasa lho, kita mengeluarkan air cukup banyak disini. Ember digeser kalau wudhunya sudah sampai membasuh kaki. Jadi air yang tertampung di ember relatif bersih. Nah, ini bisa kita gunakan untuk mencuci, merendam cucian, atau untuk menyiram tanaman dsb. Lumayan kan??
  3. Ini sering ditampilkan juga di banyak tips, air bekas cucian beras, ikan atau daging, bisa untuk menyiram bunga atau tanaman buah.
Memang kelihatannya agak ribet, sih. pake angkat-angkat air segala. tapi hasilnya boleh dihitung deh, berapa penghematan yang bisa didapat. Selamat berhemat!!

Wednesday, April 15, 2009

Cara berBelanja

Bagi Ibu-Ibu, belanja sih tidak perlu belajar. Sudah bawaan orok deh, kalau wanita suka belanja belanji. Yang jadi masalah adalah duitnya itu lho, cukup nggak. Kalau kita dalam posisi berkecukupan, bersyukurlah. Tapi kalau kita dalam kondisi harus akrobat menyelamatkan nyawa keluarga dengan anggaran yang mepet. Mari belajar bersama.

Ilmu belanja sudah banyak digelar, cuma prakteknya mari kita tinjau ulang
pertama, kita dianjurkan untuk mencatat barang yang akan kita beli. Jelas itu, tapi gimana waktu dilapangan, disiplin atau banyak penyimpangan?? Ada penyimpangan gak masalah, tapi karena apa?? Apa karena waktu kita mencatat malah lupa tidak dicatat.
Kalau menurut pengalaman sih, lupa itu wajar. Karena itu, izinkan penyimpangan dari catatan asal tidak terlalu banyak. Atau bahkan penyimpangan itu merupakan potensi penghematan di kemudian hari. Misalnya, kita sudah mencatat beli sabun satu, tapi di pasar, ada tawaran, beli 3 dapat gratis 1. Kalau menurut saya sih, enakan beli 3 gratis satu. Anggaran memang menyimpang, tapi kita ada penghematan dari sisi harga sabun. Toh sabunnya tetap bisa disimpan untuk keperluan ke depan.
kedua, jangan kepasar dalam kondisi lapar dan marah. Ini memang menurut pengalaman bikin lapar mata dan lapar hati. Kalau lapar perut, kita jadi pengen beli ini-itu yang seakan bisa memuaskan perut. Apalagi kalau sedang marah, rasanya hati terpuaskan kalau kita bisa mengeluarkan sesuatu dalam diri kita, yaitu uang !!! Bahaya kan??!
ketiga, kembali ke pasar tradisional. Ini sih anjuran pribadi saya sebagai seorang yang telah berpraktik sebagai seorang ibu (kayak dukun aja... pake praktik segala). Kalau dibanding-bandingin, semurah apapun harga promosi supermarket, biasanya lebih murah harga pasar tradisional. Makanya, sejak harga-harga pada berubah, saya membatasi diri untuk tidak belanja di supermarket, kecuali kalau lagi cari barang yang 'aneh' untuk ukuran pasar tradisional seperti lasagna, atau beberapa barang import.
Kebetulan sih, tempat tinggal kami dekat pasar tradisional yang lumayan bersih dan lengkap. padahal cuma pasar krempyeng. Itu lho, pasar yang buka cuma pagi doang, siang sudah bubar. Disitu hampir semua keperluan sehari-hari ada. bahkan sayuran yang kelihatannya cuma ada di super market ada juga disitu seperti lettuce, wortel import, paprika, kan lumayan tuh. Harganya.... jelas jauh meek. jauh dibawah harga supermarket maksudnya.
Orang mungkin concern terhadap kualitas. Denger-denger, hasil bumi yang berkualitas bagus, dijual di supermarket, yang sedikit dibawahnya baru dibawa ke pasar tradisional. Kalau bener itu, aduh kacian deh kita-kita. Tapi yang penting adalah kita bisa memilih, ada kok yang menjual barang berkualitas di pasar tradisional.
Yang paling menyenangkan belanja di pasar tradisional, adalah
  1. Kita bisa nawar, hmmm tawar menawar adalah memang sudah maqom-nya wanita. rasanya puas gitu kalau boleh nawar. Kalau di supermarket, mana bisa....
  2. Boleh minta bonus. Nah kalau yang ini adalah ilmu yang diajarkan nenek-nenek kita dulu. Beli lombok imbuh (bonus) daun salam, atau kunyit. Beli bayam bonus kemangi (supaya sayur bayamnya tambah yummmy... Sebetulnya saya punya keinginan, kalau boleh nih, beli lombok minta bonus daging, boleh nggak ya???.......

Tuesday, April 14, 2009

Ngirit dan Pelit berbeda...

Dijaman yang udah sangat tidak murah ini (menurut sebagian besar orang lho) seorang ibu mesti bisa memanipulasi (dalam arti positif) pemasukannya agar selalu mencukupi pengeluaran yang diprioritaskan. Keinginan pasti banyak, tapi kalau pemasukan terbatas, maka yang perlu didahulukan adalah yang dianggap paling penting. Kalau menurut ilmu, ada kebutuhan primer ada sekunder. yang sering disalah artikan juga, misalnya, pakaian dikatakan primer. Tapi kalau menurut aku, pakaian merupakan kebutuhan primer jika itu pakaian pertama sampai katakanlah ke tujuh (satu hari satu kan cukup). Begitu memasuki hitungan pakaian ke delapan, itu sudah bukan primer lagi tapi sudah tertier. karena kebutuhannya tidak lagi untuk menutup aurot dan menjaga dari panas dan dingin, tapi lebih ke kebutuhan fashion dan show off (hayoo, ngaku.... berapa jumlah baju di lemari...).
Pendidikan itu primer, harus diutamakan termasuk didalamnya penyediaan buku dan perlengkapannya. Makan juga primer, tapi makan di restoran, warung dsb sudah bukan lagi primer. Silaturahim penting. ini yang membedakan orang ngirit dan medit. orang medit jarang bersilaturrahim. (Ah sebetulnya aku juga lagi belajar tidak medit)
Intinya, kalau kita bisa mengidentifikasi mana yang kebutuhan mana yang keinginan, paling tidak sudah ada dasar yang cukup untuk bisa menjadi manajer keuangan rumah yang mumpuni.
trus tetap menjalankan perintah agama berkaitan dengan zakat, infaq dan shodaqoh dan bersilaturrahim.. ini malah dijanjikan oleh Allah akan bertambah rizkinya.
Mari berdoa bersama, mudah-mudahan orang yang ngirit tapi tidak medit selalu diberi rizki oleh Allah dari jalan manapun yang dikehendakiNya. Amien....