Karena dapat beasiswa dari DIKTI untuk mengikuti sandwich program selama 3 bulan di University of Queenslands, maka berangkatlah aku dan beberapa teman ke kota Brisbane nan adem. Ademnya gak tanggung-tanggung. 10 sampai 18 derajat. Bagi orang yang selalu berada di tempat yang panas, dinginnya sini sungguh menusuk tulang.
Bukan bermaksud ngirit, tapi karena kami mendapat pemondokan dengan harga $85 per minggu, sungguh hidup terasa dibawah garis kemiskinan. Setiap malam kedinginan karena landlord (tuan rumah) tidak mengijinkan untuk menggunakan pemanas. Jangan jadikan $85 per minggu jadi alasan. Teman-teman yang lebih beruntung bisa dapat harga antara $80 sampai $90 sudah termasuk pemanas dan internet. Kesimpulannnya adalah : "kami kurang beruntung". Yo Wis lah. Dinikmati saja.
Tapi dengan harga pemondokan segitu, dan tentu saja, sehari-hari masak sendiri dan membawa bekal makan siang, kami hidup dengan cukup irit. Makan siang memang sebaiknya bawa dari rumah karena kalau beli mahal sekali makan habis 6-10 dollar. Dengan masak sendiri, urunan paling banter $50 per minggu, itu sudah bisa kami pake makan seminggu. Kalau bosen, sesekali beli makanan atau jajan bersama, ya dari urunan itu, asal gak sering-sering masih affordable.
ternyata pengetahuan manajemen keuangan juga penting untuk mengelola cara belanja kami. Yang jelas, kami sangat sensitif terhadap harga. Karena itu, informasi pasar atau tempat belanja yang halal dan murah adalah prioritas kami. Untuk itu, kami menjadi langganan Buchter halal di Fortitude Valley dan Sunday Market di West Ends. Asyik pokoknya
No comments:
Post a Comment